Tuesday, March 20, 2007

PRAJURIT PENGAWAL TAHTA

Pemerintahan MN.V. tidak berlangsung lama. Pada suatu waktu di tahun 1896, beliau mengalami kecelakaan saat berburu di hutah Kethu, wilayah yang terletak didaerah Wonogiri. Akibatnya beliau menderita sakit dan akhirnya wafat pada tanggal 2 Oktober 1896 dalam usia 41 tahun. Waktu beliau wafat, para putranya masih kecil-kecil dan beliau tidak meninggalkan surat wasiat yang bersangkutan dengan suksesi, sebagaimana yang pernah di buat oleh MN.IV.

Pada saat wafatnya MN.V, penyandang pangkat dan jabatan tertinggi di dalam hirarki pemerintahan Mangkunegaran adalah Letnan Kolonel Wakil Komandan KPH. Gondosuputro. Dalam tradisi pemerintahan Mangkunegaran, pangkat Letnan Kolonel hanya diperuntukkan bagi pangeran Prangwedono, sebutan untuk putra Mahkota. Dalam waktu itu belum ada yang diangkat menjadi Let.Kol. Prangwedono.

Ucapan berduka cita atas wafatnya MN.V mengalir dari segala penjuru tanah Jawa. Seluruh ucapan ditujukan kepada KPH. Gondosuputro, karena beliaulah penanggung jawab Puro Mangkunegaran dalam masa kekosongan kekuasaan tersebut. Ucapan duka cita tersebut antara lain dari Pangeran Hangabehi, putera mahkota Kesultanan Yogyakarta.

Selesai pemakaman MN.V, KPH. Gondosuputro kembali memainkan perannya sebagai pengawal tahta Mangkunegaran. Prinsip bahwa pewaris tahta harus dari garis keturunan MN.IV dengan G.RAy. Dunuk, sebagaimana wasiat ayahandanya, beliau pegang erat-erat. Dengan prinsip itu, maka keputusan akhir tentang siapa yang naik tahta menjadi MN.VI terpulang pada G.RAy. Dunuk (Ibu Suri). Untuk keperluan tersebut, beliau menghadap pada G.RAy. Dunuk yang merupakan ibu tiri sekaligus kakak ipar beliau, untuk mohon petunjuk.

Setelah melalui berbagai pertimbangan, maka Ibu Suri G.RAy. Dunuk membuat keputusan yang bijaksana, yaitu memilih puteranya yang nomor dua, yaitu KPH. Dayaningrat untuk di angkat sebagai MN.VI, menggantikan kakaknya. Keputusan tersebut di sambut gembira dan rasa syukur oleh KPH. Gondosuputro. Sekali lagi beliau memainkan peran untuk menjaga kemulusan suatu suksesi. Pesan ayahandanya bahwa ia harus mengawal adiknya kejenjang tahta, terngiang kembali. Beliau mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Akhirnya pelantikan pemegang tahta Mangkunegaran yang baru dilakukan pada tanggal 21 November 1896. Beliau pada waktu di lantik sudah berusia 40 tahun, oleh karena itu langsung dilantik sebagai KGPAA. Mangkunegoro VI, Kolonel Komandan, tanpa mengalami sebutan Pangeran Prangwedono Letnan Kolonel.

Selama masa transisi, Praja Mangkunegaran dalam keadaan aman dan tenteram. Let.Kol. Wakil Komandan KPH. Gondosuputro berhasil menjaga kemulusan suksesi tahta Mangkunegaran. Beliau tetap menjabat sebagai Wakil Komandan Legiun Mangkunegaran. Sementara itu, sejak tahun 1895, beliau menyusun re-organisasi dalam lingkungan Legiun Mangkunegaran, dengan bantuan perwira tentara Belanda. Perubahan-perubahan yang mendasar disesuaikan dengan keadaan anggaran negara dan kemajuan teknologi militer. Re-organisasi ini selesai pada tahun 1898, jabatan Wakil Komandan Legiun Mangkunegaran di hapus, sedangkan usia beliau sudah 63 tahun, suatu usia yang tergolong lanjut. MN.VI memberhentikan beliau dengan hormat sebagai pensiunan Letnan Kolonel Wakil Komandan. Suatu jabatan yang dalam sejarah Legiun Mangkunegaran tidak pernah dipegang oleh perwira lain selain beliau. Setelah menikmati masa pensiun yang tenang, beliau wafat pada Sabtu Wage, tanggal 12 Jumadilakir, tahun Wawu 1833 atau 1904 Masehi dan dimakamkan di Girilayu, Kabupaten Karang Anyar, Surakarta, di bawah makam ayahandanya. Beliau meninggalkan 8 putera-puteri dengan urutan sebagai berikut: RM. Sudika (Hatmosugondo), R.Ay. Poncosuyono, R.Ay. Surasmi Prawiraningrat, R.Ay. Suratmi Joyowiratmo, R.Ay. Semit (wafat pada usia muda), RM. Suyadi (RM. Ng. Wirosuputro), RM. Sapardi (wafat pada usia muda) dan R.Ay. Sukarti Padmoprodjo.

Di antara putra-putranya di atas, yang mengikuti karier sebagai perwira Legiun Mangkunegaran hanya RM. Ng. Wirosuputra, yang menurut catatan menyandang pangkat Kapten pada tahun 1904 di masa pemerintahan MN.VI.

No comments: