Tuesday, March 20, 2007

MASA KECIL KPH.GONDOSUPUTRA

Beliau dilahirkan pada hari Kamis Pahing, tanggal 3 Rejeb, Tahun Ehe, 1764 (Jawa) atau tahun 1835 Masehi dan diberi nama RM. Sukardi. Ibu yang melahirkan beliau bernama R.Ay. Semi, puteri sulung dari KPH. Suryomataram, garwa padmi dari KPH. Soediro Gondokusumo (Kelak menjadi KGPAA. Mangkunegoro IV). Pada waktu itu yang bertahta di keraton Surakarta adalah Pakubuwono VIII dan yang memerintah di Mangkunegaran adalah KGPAA. Mangkunegoro III, yang merupakan saudara sepupu KPH. Soediro Gondokusumo. RM. Sukardi merupakan putera ke-empat dari pasangan KPH.Gondokusumo dan RAy. Semi. Sebelumnya, pasangan ini telah dikarunia tiga putera, yaitu: RM. Sutomo, R.Ay. Senen (Tondokusumo) dan RM. Sungkowo (meninggal waktu berumur setahun).

Pasangan suami-istri KPH.Gondokusumo dan R.Ay.Semi mempunyai ikatan darah sebagai saudara sepupu, kaena keduanya mempunyai kakek yang sama, yaitu KPH. Hadiwijoyo I di Surakarta. Perkawinan antar keluarga pada masa dahulu merupakan hal yang sering dilakukan di masyarakat Surakartapada umumnya, serta keluarga Mangkunegaran pada khususnya. Yang menjadi dasar pertimbangan perkawinan tersebut terutama bersangkutan dengan masalah warisan, baik yang menyangkut harta, tahta, maupun jabatan lainnya. Namun pada prinsipnya adat Jawa dalam masalah perkawinan ini idealnya perkawinan ini menganut prinsip "Misan dadi besan, mindo dadi jodo", berarti sagtu canggah, sedangkan hubungan antar misan (second cousin, satu buyut) disarankan untuk berbesanan. Pekawinan antar keluarga dekat kadang-kadang memberi pengaruh negatif pada keturunannya, apabila ada benih penyakit keturunan dalam keluarga tersebut.

Pada waktu RM.Sukardi dilahirkan, ayahandanya masih berusia 26 tahun dan bertugas sebagai Kapten Legiun Mangkunegaran, sedangkan ibundanya berusia 20 tahun. Bagi orang Jawa, pemberian nama pada seorang anak biasanya mencerminkan harapan orang tua terhadap anaknya dan untuk menandai suatu peristiwa penting yang terjadi pada waktu anak tersebut lahir. Tidak terkecuali pada keluarga Gondokusuma. Anak ketiga dinamakan Sungkowo, karena pada waktu kelahirannya bertepatan dengan meninggalnya KGPAA. Mangkunegoro II, sedangkan pada waktu RM. Sukardi lahir, ayahandanya baru saja menerima medali atas karyanya sebagai perwira di Legiun Mangkunegaran, sehingga anaknya dinamakan Sukardi, yang berarti karya yang luhur. Selain menerima medali, KPH. Gondokusumo juga menerima hadiah dari MN.III berupa rumah yang dulu didiami pada waktu beliau masih menjadi Prangwedono III. Rumah itu merupakan tempat kelahiran RM. Sukardi.

Setelah RM. Sukardi, R.Ay. Semi melahirkan 10 putra/putri lagi, yaitu : RM. Sukirno, RM. Sukendro, R.Ay. Parang, RM. Suman, R.Ay. Meneng, RM. Sayid, RM. Suroyo, R.Ay. Sepengah, RM. Satriyo, RM. Sutardi. Pada waktu melahirkan putranya yang ke 15, R.Ay. Semi wafat dan dimakamkan di Mangadeg pada tahun 1777 (Jawa) (1848 M). Jadi, di saat RM. Sukardi masih berusia 13 tahun, ia sudah ditinggalkan ibundanya.

No comments: